Tidak seperti pendekatan individualis yang melihat gender sebagai milik individu atau interaksionis yang melihat gender sebagai status yang lahir dalam pola interaksi pada konteks sosial tertentu, maka institusionalis memandang gender sebagai budaya yang memang dilembagakan oleh institusi untuk tujuan-tujuan tertentu.
Gambar oleh Arek Socha dari Pixabay |
Institusi Gender
Perspektif
kelembagaan menjelaskan bagaimana gender tertanam dalam struktur sosial dan
merupakan bagian dari realitas yang diterima begitu saja dalam masyarakat
kontemporer. Sosiolog
mendefinisikan sebuah institusi sebagai "pola yang terorganisir,
mapan" atau bahkan lebih sederhana, "aturan main" (Jepperson
1991: 143). Setiap
lembaga sosial diorganisasikan sesuai dengan apa yang oleh Friedland dan
Alford disebut sebagai "logika pusat - seperangkat praktik material dan
konstruksi simbolik" (1991: 248). Logika
ini mencakup struktur, pola, rutinitas, dan sistem kepercayaan yang terinternalisasi melalui pemaknaan.
Gender dalam pendekatan institusional berfokus pada organisasi, struktur,
dan praktik lembaga-lembaga sosial, dan menekankan bagaimana aspek-aspek tatanan
sosial tersebut mengakar kuat dan relatif diterima — kemudian memproduksi dan
mereproduksi perbedaan dan ketidaksetaraan gender. Dengan begitu gender
hadir dalam proses, praktik, gambaran ideologi, melalui distribusi kekuasaan institusional di
berbagai sektor kehidupan sosial.
Aspek Institusi Gender
Terdapat beberapa aspek penting institusi terkait gender. Pertama, institusi
merupakan sumber utama kepercayaan budaya tentang dunia sosial, termasuk
keyakinan tentang gender. Kedua, institusi cenderung mengabadikan diri, tidak memiliki tujuan sadar untuk menciptakan atau
mereproduksi perbedaan dan ketidaksetaraan gender.
Ketiga, institusi menghasilkan pandangan yang dibagikan secara sosial tentang keberadaan dan
tujuan mereka. Artinya, orang-orang menerima begitu saja pandangan institusi karena mereka beranggapan bahwa institusi memiliki fungsi dan tujuan yang jelas. Keempat, institusi menjauhkan perhatian gender dari individu dan pola interaksi
ke studi struktur sosial dan budaya. Dengan begitu, gender tidak dipahami sebagai sesuatu yang
dimiliki oleh individu, melainkan dipahami sebagai aspek organisasi sosial.
Institusi Gender Dalam Keseharian
Dalam keseharian kita mungkin sering menemui beberapa aktivitas, pekerjaan, atau jurusan yang kita identifikasikan dengan gender tertentu. Misalnya, olahraga, karena terdapat beberapa aktivitas olahraga yang identik dengan penggunaan daya fisik yang intens maka seringkali hanya gender laki-laki yang dominan melakukan aktivitas olahraga tersebut — misalnya tinju dan sepak bola. Di sisi lain terdapat aktivitas olahraga yang identik dengan kelembutan dan estetika gerakan — sehingga seringkali hanya gender perempuan yang dominan pada aktivitas olahraga tersebut — misalnya tari & balet.
Beberapa institusi seperti sekolah, budaya, dan media massa berperan dalam melembagakan pandangan-pandangan gender terkait aktivitas olahraga tersebut. Adapun salah satu perannya ialah terkait dengan bagaimana konsep tubuh ideal laki-laki dan perempuan — sehingga, sedikit-banyak merintangi kebebasan laki-laki atau perempuan dalam memilih bentuk aktivitas olahraga yang tersedia di masyarakat.
Terdapat dua cara untuk mengidentifikasi keberadaan budaya gender dalam praktik kehidupan bermasyarakat. Pertama, jika ditemukannya praktik, kebijakan, atau prosedur yang membedakan perlakuan antara perempuan
dan laki-laki. Kedua, apabila ternyata suatu praktik, kebijakan, atau prosedur tidak menentukan perlakuan yang berbeda,
akan tetapi memiliki dampak yang berbeda pada perempuan dan laki-laki.
Kesimpulan
Pendekatan institusional gender berfokus terhadap aspek struktur sosial dan budaya. Oleh
karena itu, perspektif kelembagaan mengarahkan fokus pada praktik dan
kebijakan organisasi, dan pada dimensi material dan simbolis dari lembaga
sosial berskala besar, seperti pendidikan, pekerjaan, atau keluarga.
Daftar Pustaka
Wharton, A. S. (2005). The Sociology of Gender: An Introduction to Theory and Research. Blackwell Publishing.
0 komentar: